Selasa, 19 Februari 2008

Apa Yang Dilindungi Oleh Asuransi: Jiwa Kita atau Nilai Ekonomi Diri Kita?

by Dadang Kadarusman

Hore,Hari Baru!Teman-teman.
Saya pernah menyimak pendapat beberapa orang tentang hidup. Ada yang bilang;”Hidup itu urusan Tuhan. Mengasuransikan jiwa kita berarti mendahului kehendak Tuhan.” begitu kira-kira. Dan faktanya, memang cukup banyak orang yang alergi mendengar kata ’asuransi jiwa’. Lucunya, mereka yang alergi dengan asuransi jiwa ini; sama sekali tidak sungkan untuk mengasuransikan mobil atau motor yang mereka miliki. Makanya, tidak mengejutkan jika mayoritas pemilik kendaraan bermotor melindungi nilai ekonomi kendaraannya dengan asuransi, sementara hanya sekitar 3% saja orang Indonesia yang secara sadar melindungi nilai ekonomi dirinya dengan asuransi jiwa.
Sebenarnya, asuransi jiwa bukan untuk melindungi jiwa kita. Melainkan melindungi nilai ekonomi diri kita. Misalnya, jika saat ini kita mampu menyediakan 5 juta rupiah setiap bulan untuk keluarga kita hidup dengan layak; maka asuransi jiwa membantu kita untuk menjamin agar kehidupan ekonomi keluarga kita dengan 5 juta rupiah pengeluaran itu bisa terus terjaga, ’meskipun’ terjadi sesuatu yang menyebabkan kita tidak mampu lagi menghasilkan uang sejumlah itu. Kita tidak berharap ’sesuatu’ itu terjadi. Namun, siapa yang bisa memastikan masa depan? Oleh karena itu, coba renungkan: Jika nilai ekonomi mobil kita saja dilindungi, mengapa kita tidak melindungi nilai ekonomi diri kita? Apakah mobil lebih berharga dari diri kita sendiri?
Jika kita karyawan, coba di cek apakah perusahaan tempat kita bekerja sudah menyediakan asuransi jiwa bagi kita. Perusahaan-perusahaan yang baik biasanya menyediakan asuransi jiwa bagi karyawan-karyawannya. Namun, ada 2 hal yang perlu kita lakukan; Pertama, tanyakan kepada HRD, apakah asuransi yang disediakan itu hanya berlaku selama kita bekerja di perusahaan, atau bisa dilanjutkan sendiri seandainya kita berhenti bekerja. Pada umumnya jika karyawan resign, atau pensiun, maka asuransi jiwanya secara otomatis akan terputus. Oleh karena itu; perlu dipertimbangkan untuk membeli asuransi jiwa sendiri. Kecuali jika kita berencana untuk bekerja terus sebagai profesional. Tetapi, perlu dipertimbangkan juga, jika kita pensiun, apakah perlindungan itu bisa dibawa pergi sebagai paket pensiun atau tidak.
Kedua, jika perusahaan telah menyediakan asuransi jiwa yang bisa kita kelola sendiri (bisa dibawa pergi dan dilanjutkan sendiri) maka mungkin sudah waktunya untuk melakukan perencanaan keuangan atau biaya sekolah anak-anak dimasa depan. Memang ada orang yang lebih suka menabung setiap bulan di bank, dan tidak diambil-ambil. Tidak masalah jika kita bisa berdisiplin demikian. Tetapi, jika tidak, mungkin asuransi pendidikan bisa menjadi jalan keluarnya. Selain dari itu, asuransi pendidikan mempunyai kelebihan dari sisi perlindungan, yang tidak dimiliki oleh tabungan pendidikan. Prinsipnya; jika terjadi ’sesuatu’ pada diri kita, maka anak-anak kita akan tetap mendapatkan jaminan pembiayaan pendidikan sesuai dengan yang kita rencanakan.
Ketika istri saya bilang ingin menjadi agen asuransi, saya langsung setuju. Saya mendukung penuh karena saya memandang bahwa agen asuransi itu bukan sekedar sebuah pekerjaan, melainkan; sebuah kesempatan untuk menolong orang dalam kesusahan. Justru disaat nasabah menghadapi masa-masa sulitlah seorang agen asuransi dituntut untuk mampu mengulurkan tangan, dan memastikan bahwa mereka mendapatkan nilai ekonomi seperti yang direncanakannya pada saat pembukaan polis.
Sekalipun kita tidak berminat untuk membeli polis asuransi. Kita tidak perlu sungkan untuk berkonsultasi dengan agen asuransi. Tidak ada ruginya jika kita memahami mekanisme perencanaan keuangan model ini. Paling tidak, kita bisa membandingkannya dengan strategy perencanaan keuangan yang saat ini kita jalankan. Dimana agen asuransi bisa ditemui? Disekitar kita pasti ada agen asuransi. Meskipun kita tidak membeli polis asuransi dari mereka, biasanya mereka akan dengan senang hati membantu kita untuk mendesain rencana keuangan jangka panjang kita. Artinya, kita bisa mendapatkan konsultasi gratis tentang perencanaan keuangan kita. Lumayan, kan? Bisa juga menghubungi perusahaan asuransi lewat internet. Tidak susahlah kalau kita mau mencarinya.
Hore,Hari Baru!
Catatan kaki:
Asuransi bukanlah satu-satunya model perencanaan keuangan jangka panjang yang bisa kita gunakan. Tapi, tidak ada ruginya kan kalau kita tahu tentang asuransi?
Jika anda nasabah Tabungan Pendidikan di bank, coba tanyakan kepada bank anda, apakah mereka mempunyai unsur perlindungan juga. Sekarang, sudah banyak bank yang memberikan perlindungan serupa. Jadi, anda bisa mendapatkan perlindungan itu tanpa harus berpindah dari bank pengelola tabungan pendidikan anda ke pengelola jasa keuangan lainnya.
Saat ini, asuransi sudah banyak yang dikombinasikan dengan investasi. Jadi, anda akan mendapatkan benefit perlindungan, sekaligus melihat porsi uang yang anda bayarkan sebagai tabungan atau investasi yang terus bertumbuh dan berkembang.

Tidak ada komentar: