Senin, 14 Juli 2008

Summary ttg Home Schooling

Sprt janji gw yg kmrn dulu itu...utk ksh rangkuman soal HS....Ni dia:

Milis Funky Moms
Sita Sidharta:
Usia pg kan sebetulnya semuanya 'home-school' lha anak usia segituaktifitasnya apa sih? kan main main dan main, trus mungkin diajarlagu2, pengenalan warna, etc. Kalau mba senang main sama anak trussecara reguler anak bertemu sesama anak kecil baik tetangga atausepupu, nggak ikut pg juga nggak masalah.Beda kalau dah usia SD, disini beda home-school ama pergi ke sekolahbaru terasa karena apapun yang kita pilih tetap harus mengacu ke suatukurikulum, hanya waktu tempuhnya saja yang bisa berbeda.Home school itu tapi butuh komitmen tingga dari ortunya lho ya dannggak berarti lebih murah dari pergi ke sekolah karena kita harusmengusahakan prasarananya sendiri. Kakak saya pernah cari info soalhomeschool kalau nggak salah yang sama Hughes, udah bayararnnyasaingan ama sekolah internasional, tetap aja peran ortu jugadibutuhkan dalam mengarahkan pelajaran anak2. Ann:Kalo untuk anak balita, kita sebagai ortu kan selalu ngajak main anaksambil distimulasi juga kan ya??misalnya nonton Dora, kita sambil ngajak si kecil latihan berhitung barengsi Dora.atau dengerin CD sambil kita ajak si kecil ikutan nyanyi, bahkan sambilbergaya ngikutin lagunya.atau liat2 majalah sambil ngenalin alphabet.atau jalan2 pagi sambil ngenalin alam sekitar, spt. daun, pohon, rumput,buah, semut, kupu2, dll deh..semua itu tadi, ada yg nyebutnya sbg bagian dari parenting.tapi, itu ya homeschooling juga buat balita, mbak..hal2 kecil yg menyenangkan kaya gitu aja..bedanya sama PG, ya di PG kan lebih terstruktur aja.dari segi waktu, penyampaian materi/program, laporan hasil belajar, dll.kalo HS, lebih fleksibel aja, bebas waktunya & bisa disesuaikan dgn gaya &mood anak.Jadi, kalo anaknya senang yg model terstruktur2 gitu (baca: seneng 'main'sekolah2an) ya masuk PG akan sangat menyenangkan buat dia.dapet temen baru, suasana baru, lingkungan baru, metode belajar yg lain daribiasa, dll.Tapi kalo anaknya ngga suka yg model terstruktur (baca: ngga mau berlama2duduk di kursi) & ada yg membimbing (baca: BUKAN mengajar) & ada teman2sebaya di sekitar rumah, ngga dimasukin ke PG pun ngga masalah..Yg penting, anak ngga merasa dipaksa & senang melakukannya.BTW, mau meluruskan dikit niy... HS yg lewat lembaga memang agak mahal (spt kakaknya mbak Sita) atau malahbisa juga mahal banget.Tapi saya kenal ada banyak orang tua yg meng-HS-kan anaknya dgn biaya ygserba minim, bahkan untuk sekali2 browsing dalam rangka pengajaran anak2nyaaja mereka harus rame2 saweran ke warnet, krn belum mampu memiliki koneksiinet sendiri. Buku pelajarannya mereka saling tukar pakai & turun temurun.Setau aku, salah satu semangat awal ber-HS di Indonesia adalah memberikan ygterbaik untuk anak bangsa tanpa terikat oleh pemaksaan & biaya.Jadi HS bisa murah banget atau bisa mahal banget, ya.. tergantung ygmenjalankan HS-nya aja kok. Leli:Hi Klo pengalaman saya pribadi, waktu umur 21 bulan si kenneth saya sekolahin.. tapi yg ada saya capek ngejagain dia manjat sana manjat sini di playground dalam ruangannya.. akhirnya saya berhentiin deh :pKita ngajar sendiri sembari maen di rumah juga bisa siy. Kebanyakan saya dapat dari internet untuk kertas kerjanya. Ini ada satu link yg bagus, sayang kemaren kompie saya kena virus.. jadi pada ilang link2 yg udah di save :http://www.childcareland.com

Devi:
Saya meng-HS anak saya yang berusia 4 tahun saat ini. Kami mulai sejak Januari 2008, dan karena usianya yang masih piyik, kami sangatrelaks dalam 'bersekolah' .Karena saya di rumah, saya amati bahwa anak prasekolah itu belajar sepanjanghari, dan mereka adalah pembelajar yang sangat kuat. Bahkan ketika saya lagikumat malasnya, anak saya yang lebih semangat minta 'belajar'HS kami adalah HS-tunggal yang difasilitasi sepenuhnya oleh ortu sendiri,walau di masa depan, bisa saja anak saya mengambil les/kursus di luar untukpelajaran2 yang memang butuh bantuan pihak luar. Tentang HS dari Hughes,Shelomita, sejujurnya saya tidak tahu apa bedanya dengan sekolah biasa, ataubimbingan belajar semodel Primagama :). Saat ini di Indonesia, konsep HSbanyak yang dah melenceng jauh dari tujuan semula dan terlalu banyakdikomersilkan (maaf, ini opini pribadi saya).Betul HS butuh komitmen dari ortu, khususnya usia prasekolah dan SD tingkat2awal; ketika anak membutuhkan pendampingan one to one. Nanti, jika anaksudah terbiasa jadi pembelajar mandiri, dia akan jadi pihak yang aktifmencari tahu - ortu cukup menyediakan fasilitas seperti buku2 dan internet,atau kalau perlu panggil guru privat untuk mata pelajaran tertentu. Ortu tinggal jadi fasilitator saja. Mau HS model terstruktur seperti school at home, atau unschooling yang membebaskan anak menentukan sepenuhnya apa yang dia mau pelajari; semuanyabisa dicocokin dengan style keluarga.HS kami sangat murah, apabila dibandingkan biaya yang dikenakan sekolah2dekat rumah kami. Saya masih membeli kurikulum karena belum pede jalansendiri, sedangkan bbrp teman saya ada yang membuat kurikulum sendiri denganpanduan yang diperoleh dari internet. Bahkan materi anak prasekolah yangbagus banyak tersedia di internet. Oh ya, bbrp situs yang saya anggapbermanfaat untuk kegiatan belajar bersama kami, sudah saya bookmark, bisa diliat-liat di: http://del.icio.us/devipamilih. FYI, saya tidak punya latar belakang guru, background saya teknikinformatika. Mungkin Mbak Nanda bisa intip kegiatan HS kami di blog:http://homeschool.chosenlight.com


Wiwiet Mardiati:
Kalau mba mau coba ga disekolahin dulu sampe TK, dan tetap "relax"tanpa harus "preschool at home" rasanya masih fine-fine aja. Buatku yang penting acara bareng ortunya itu main bareng dan baca bareng.Seru-seruan aja. Sesekali ajak jalan-jalan ke taman atau museum atauperpustakaan atau tempat-tempat lain. Jadi ga cuma mengenal kolamrenang, mall, dan tempat2 yang harus bayar.Untuk kebutuhan akademiknya yang lebih "serius", kalo aku pake games(kan ada juga ortu yang ga setuju anaknya dikenalin dengan games),baik games online maupun games computer. Dulu untuk mengenal huruf,angka, dan warna, Aku beliin CD AKAL, tapi cuma seminggu gitu atalasudah bosan, tapi lumayan sih, dia jadi hafal warna. Trus dia hafalhuruf dan angka dari Leapfrog clickstart (highly recommended nih).Sekarang secara natural, dia mulai coba-coba membaca dan menulisdengan sendirinya tanpa workbook atau "resmi" diajarin. Kerjaannyanyoba nebak-nebak ini kata bacanya gimana. Tapi keras kepala ga maudikasih tau, hehehe. Yo wis, tebaklah sendiri. beberapa kata sepertinamanya sendiri, "games", "exit", "start" sih dia udah hafal,hihihihi. Kalau mewarnai, cut n paste, dll. sih aku berjalan naturalsaja. ga ada target atau "nyontek" ke kurikulum.Kalau dirumah bisa akses internet, banyak banget game online yang educational. Gratis pula. Ada juga story online yang keren (aku lupaalamatnya, kalau minat bisa japri, aku ada 3 link). Situs favorit atala adalah
www.starfall.com. Kalau mba tertarik melihat gambaran bagaimana kegiatan homeschool (terutama yang terstrukstur) , blognya mba devi keren banget tuh, bisadiadaptasi. Ada juga blognya mba ira di http://aruna-homeschooler.blogspot.com/ , Trus bisa juga ke http://www.sekolahrumah.com. Atau www.sumardiono.com. Tapi hati-hati juga mba, kalo anaknya terlalu "advance" atau terlalu"enjoy/relax" belajar dirumah, mungkin begitu masuk TK dia akan cepatbosan, merasa terlalu terstruktur, dan males sekolah...dan mba akhirnya keterusan homeschool lhoooo ;-P

Milis Dunia Ibu:
Ester Lilies
Untuk panduan dari pakarnya, coba browsing di tabloid nakita. Dulu pernah dibahas tentang pro dan kontra home schooling. Aku lupa edisi berapa, tapi dah lama sih.Kalau dari pandangan aku sih, umur segitu yah memang aktif-aktif- nya, bukan hanya anak cowok, anakku cewek juga nggak bisa diam.Sharing aja, dulu anakku masuk Play group umur 2 tahun 2 bulan, belum lancar ngomongnya. Setelah masuk PG (murid cuma ada 4 orang), jadi lancar ngomongnya, motorik terlatih dan guru lebih fokus karena murid sedikit. Aku memang nggak mau home schooling, takut anaknya jadi individualis.So, saran aja untuk anak yang aktif seperti anaknya, pilih PG yang muridnya nggak banyak, guru jadi fokus dan dia bisa diarahkan. Dengan bersosialisasi, dia akan belajar untuk share dan menghargai orang lain.

Andriani
Mau sharing juga nih tentang play group. Anakku baru aja lulus dari PG dan naik TK tahun ini, yang aku liat sih emang bagus juga dia masuk PG, nambahilmu, nambah pembendaharaan kata,pokoknya jadi cerewet banget, tapi jeleknyaadalah di sekolah yang aku masukin iu punya target akademis dan anakku agaketinggalan nih makanya tiap hari ada aja laporan dari gurunya,stres jugasih,lama2 aku berpikir mungkin emang belom waktunya dia sekolah kali ya umur3 tahun,buktinya menjelang kenaikan kemaren tiba2 aja dia bisa ngejar tuh.DSA anakku juga bilang di umur 4 tahun anak baru siap untuk menerimapelajaran.Jadi kayaknya anakku yang kedua mungkin aku masukin langsung TK aja, untuksosialisasi dan motoriknya,aku masukin ke tumble tots.

Eris Bates
Mau kasih input aja nih, anakku laki2 dulu masuk playgroup umur 9bulan di gymbore, dan 2 bulan lalu masuk ke discovery centre (jadi sekolahnya 2) belom bisa jalan and ngomong tapi udah aktif banget waktu merayap cepet banget gerakkannya, dan sekarang dia sudah 1 tahun 5 bulan (sudah bisa jalan) dan aktifnya sudah terarah, saya pikir tidak usah ragu untuk masukkin anak ke playgroup, karena dia bisa kenal teman, gimana cara bergaul, dan pasti ada pelajaran untuk motorik kasar dan halus, biasa untuk umur 2thn sudah masuk motorik halus, seperti art, makan sendiri, buang sampah dimana. saya tidak terfikir sih untuk masukkin anak ke home schooling, takut kayak mom Ester bilang anak jadi terbiasa sendiri and egois. mungkin bagus masuk home schooling kalau anak banyak kegiatan diluar sekolah dan susah untuk masukkin ke dalam schedulle waktu belajar. dan yang lebih penting lagi kalau anak sudah mengerti benar yang namanya sekolah itu apa. saya pikir anak umur 2thmemang lagi aktif kok, jadi jangan takut akan hal itu.

Aris Lilianawati:
Tahun lalu kami memutuskan anak kami yg kembar (3th) untuk home schooling dgalasan kami saat itu : - Marcel makannya masih ngemut, bisa sampai 2 jam makan baruselesai. Sedangkan sekolah mulai jam 7 pagi dan kami harus menyiapkan 3orang anak…he..he.. ngak kebayang deh repotnya gimana. - Marvel konsentrasinya masih kurang & hobby ngobrol. - Marcel Marvel mood & emosinya masih berubah-ubah. Tapi aku tidak full mengajari, berhubung anakku yg paling besar juga masihdibimbing kl belajar. Jadi kami minta tolong guru TK (tempat dimana nantianakku sekolah) datang ke rumah seminggu 2x (semacam les privat). Materipelajaran yg diajarkan sama dg yg diajarkan di playgroup. Untuk belajarbersosialisasi, kami sering mengajak anak tetangga yang sebaya untuk mainbersama di taman kompleks selain itu Marcel Marvel kami ikutkan sekolahminggu di gereja. Marcel suka menggambar, maka dia juga les menggambar.Sedangkan Marvel suka musik, jadi sedang kami daftarkan ke KMA. Januari lalu kembar tes masuk TK dan Puji Tuhan diterima. Jadi tahun ajaranini langsung masuk TK A.Kelebihan home schooling, lebih fleksibel waktunya, anak-anak juga enjoy(sering malah mereka sendiri yang minta belajar). Cuma kita sebagai ortuharus dituntut komitmennya. Kalau memang waktunya belajar ya harus belajar.Jangan sampai anak ngak jadi belajar karena kita sebagai ortu malesngajarin..he..he… Menurut kami sekarang Marcel & Marvel sdh lebih siap masuk sekolah dan lebihbertanggung jawabKekurangannya mungkin waktu pertama masuk TK A harus mengejar apa yg sudahdipelajari teman-temannya dan belajar menyesuaikan diri dg lingkungan baru.

Milis Ayah Bunda:
Anak Agung Gede Rai, ST
Sebelum memutuskan, menurut saya perlu dilihat beberapa hal :
Play Group, manfaat :
- persiapan anak masuk tk dan sd
- bergaul bersama teman2 sebaya, berkembang sesuai usianya
- fasilitas bermain dan belajar yang tidak ada di rumah

home schooling, sekolah dirumah atau di rumah kak seto..? (maaf saya kurang tahu konsep homeschooling kak seto)
menurut saya, home schooling adalah mengajarkan sendiri apa yang dibutuhkan anak, jadi fasilitas harus tersedia dirumah, seperti buku2, vcd, dll
disini kesiapan ortu dan lingkungan sangat diperlukan.. .

kalau anak saya, dulu masuk play group jam 8-10, dirumah dibacain + belajar baca buku2 (math, english, science, value), nonton vcd, main games di computer...
sekarang masuk tk montesori, jam 8-11, dirumah masih baca buku, nyanyi, gambar dll
sudah bisa baca ba bi bu be bo... babi bobo.. dll, mandarin, english, math penjumlahan, pengurangan. Jadi menurut saya, anak dimasukkan ke play group aja, tapi dipilih play group yang memiliki program... gurunya memiliki visi, dl.

========================================================================

Beragam ya masukannya.. Tp balik lagi ke pribadi masing2..Lebih cocok mana buat kita...Mana yg terbaik juga utk anaknya..Disesuaikan dengan sikon masing2 keluarga dan si anak senidiri. Krn kan tiap keluarga dan anak beda2..punya latar belakang dan visi misi yg beda juga....

Gw ma Ayah si mutusin utk ambil HS aja dl..Based on karakternya Vito yg gak diatur..belum cocok deh kyknya 'sekolah beneran' yg pastinya punya program yg udah terstruktur...Klo kita paling sambil jalan aja....Sebagai 'pengenalan' aja ttg sekolah itu gimana....Dan HSnya jg mandiri aja...Ngembangin kurikulum sendiri, comot sana sini referensinya...dari buku, internet...Waktu itu cari2 info ttg HS Sehlomita 'Langkahku" di Internet gak dapet2....Ke tempat Kak Seto, bisanya utk anak min SD.. Lagipula klo manggil Tutor dan beli kurikulum dari penyelanggara HS gt udah bisa dipastikan mahal ya biayanya..Belum tentu nanti si anak juga bisa langsung ngeklik...Modal vito kan adaptasi ma orang lama...Jadi ya gitu, sambil jalan, sambil cari tau, sambil belajar..Tapi...tetep dong kasih yg terbaik utk Vito..Minimal niatnya harus serius dulu...


Tidak ada komentar: